Selasa, 29 Desember 2015

KONFLIK SAMPIT (pertentangan sosial dan integrasi masyarakat)

                                      


  Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota SampitKalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukandipenggal kepalanya oleh suku Dayak. 

 Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.

             Banyak sebab yang membuat mereka seakan melupakan asazi manusia, baik sebab langsung maupun tidak langsung.Masyarakat Dayak di Sampit seperti selalu "terdesak" dan selalu mengalah dan memang mereka lebih suka memilih mengalah.
Dari kasus pelarangan menambang intan di atas "tanah adat" mereka sendiri karena dituduh tidak memiliki izin penambangan, sampai kampung mereka harus berkali-kali berpindah karena harus mengalah dari para penebang kayu yang terus mendesak mereka makin ke dalam hutan.


                  Kondisi ini diperburuk lagi oleh ketidakadilan hukum yang seakan tidak mampu menjerat pelanggar hukum yang menempatkan masyarakat Dayak menjadi korban kasus tersebut. Tidak sedikit kasus pembunuhan orang dayak (sebagian besar
disebabkan oleh aksi premanisme Dayak-Madura) yang merugikan masyarakat Dayak karena tersangka (kebetulan orang Madura) tidak bisa ditangkap oleh aparat yang "katanya" penegak hukum.Warga Sampit dan Palangkaraya juga kesulitan mencari sembilan kebutuhan pokok (sembako). Pasalnya, tak ada lagi pedagang eceran, karena semuanya mengungsi.Akumulasi permasalahan itu menjadikan warga Dayak sakit hati. Namun puncaknya yaitu semenjak terjadi peristiwa pembunuhan terhadap beberapa warga Madura di komplek perumahan yang terletak di sebelah utara pinggiran kota Sampit yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dibayar oleh dua provokator masing-masing pegawai PEMDA dan Dinas Kehutanan Sampit. Peristiwa itu terjadi tengah malam minggu (Sabtu malam 17/2/2001) sekitar pukul 23.00 WIB disaat korban sedang tidur lelap.


            Warga Madura yang berada di sekitar kejadian terkejut dan emosi mereka terpancing karena merasa dalam keadaan bahaya dan sedang diaserang oleh sekelompok suku Dayak, dan merekapun melakukan pembalasan hingga trerjadilah bentrokan yang menelan belasan korban jiwa yang terjadi esok harinya. Dengan peristiwa ini warga dayak tidak tinggal diam mereka langsung menghadakan pembunuhan dan pembakaran terhadap rumah-rumah warga Madura.

    Skala pembantaian membuat militer dan polisi sulit mengontrol situasi di Kalimantan Tengah. Pasukan bantuan dikirim untuk membantu pasukan yang sudah ditempatkan di provinsi ini. Pada 18 Februari, suku Dayak berhasil menguasai Sampit. Polisi menahan seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah satu otak pelaku di belakang serangan ini. Orang yang ditahan tersebut diduga membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit. Polisi juga menahan sejumlah perusuh setelah pembantaian pertama. Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya sambil meminta pelepasan para tahanan. Polisi memenuhi permintaan ini dan pada 28 Februari, militer berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan, namun kerusuhan sporadis terus berlanjut sepanjang tahun.
         
            Menurut saya masyarakat indonesia perlu diajarkan kembali nilai nilai panca sila dan arti dari bhineka tunggal ika agar tidak terjadi perpecahan hanya karena sebuah perbedaan.


https://terangsaja.wordpress.com/tag/kasus-atau-peristiwa-pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/

http://kendakaku.blogspot.co.id/2014/05/konflik-sampitkonflik-antar-etnis-dayak.html






ORANG KAYA DAN ORANG MISKIN ( pelapisan sosial dan kesamaan derajat)


Dalam kehidupan bermasyarakat pasti saja ada tingkatan sosialnya. Antara yang kaya dan miskin begitu terlihat kesenjangan. Tapi seperti yang kita ketahui kita di ciptakan di dunia ini oleh tuhan mempunyai derajat yang sama. Yang membedakan hanyalah akhlaknya. Persamaan derajat ini dimaksudkan bahwa setiap manusia yang tinggal di muka bumi ini mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dan terpenuhi. Apa itu persamaan derajat?, persamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Dunia ini memang penuh panggung sandiwara. Banyak orang melakukan sandiwara tapi bukan untuk sebuah karya film, melainkan untuk kepentingan pribadi. Salah satu contoh yang kali ini CS-Pe bahas adalah perbedaan pelayanan atau penyambutan antara si kaya dan si miskin.

Orang-orang sekarang sudah termakan oleh dunia. Dimana mereka mementingkan urusan dunia dari pada menghargai sesama manusia. Lihat saja setiap ada acara atau hajatan besar, pasti bangku depan adalah tempat yang disediakan untuk para pejabat atau orang yang dipandang memiliki kekuasaan alias kaya. Padahal umumnya mereka selalu datang terlambat. Yang datang tepat waktu bahkan lebih awal, apalagi kalau itu orang biasa pasti diberi tempat yang belakang. Disamping itu, lihatlah orang-orang yang tak punya perasaan, mereka selalu berpenampilan menarik dan rapi ketika yang punya hajat adalah orang besar atau pejabat. Namun ketika yang punya hajat adalah (maaf) 'orang miskin', mereka akan tampil seadanya tanpa memikirkan daya tarik dan kerapian. Mereka kalau ditanya soal itu, pasti jawabannya adalah menyesuaikan tempat.

Haruskah kita sesama manusia dan sama derajatnya di mata Allah, bersikap seperti itu ? Itu bukan ajaran agama. Seharusnya kita tidak boleh membeda-bedakan, yang terpenting adalah kedatangannya bukan karena materi yang dipunyai. Di mata Allah itu semuanya sama yang membedakan hanyalah iman dan taqwa. Sejalan dengan hal itu, para pejabat seharusnya juga menyadari tidak boleh merasa dirinya yang harus di hormati. Yah, kalau ingin dihormati mudah saja caranya. Setiap kali jalan, bawalah bendera meraj putih, pasti banyak orang yang hormat pada anda.

Kaya atau miskin itu intinya sama. Kalau mati sama-sama dikubur tanpa membawa apapun. Tidak ada perbedaan pelayanan kematian, karena Allah Maha Adil. Jadi, jangan terpengaruh terlalu dalam oleh duniawi. Hal itu tak akan berlangsung lama dan tak akan abadi, yang abadi adalah amal dan perbuatan kita, yang juga akan menjadi bekal kita sewaktu kita mati. Dengan tidak membeda-bedakan antara si kaya dan si miskin, kita sudah termasuk golongan orang yang tidak duniawi. Itu juga merupakan contoh perbuatan yang amat mulia. Jadi, tidak ada perbedaan derajat manusia berdasarkan hal duniawi, yang membedakan adalah amal dan perbuatannya.


ILMU ITU PENTING ( ilmu pengetahuan teknologi dan kemiskinan)


Harus diakui bahwa teknologi dan segala rekayasanya telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan manusia. Penerapan teknologi tinggi dan segala sesuatunya banyak menyangkut kepentingan manusia terutama masyarakat modern, yang mana teknologi telah menghasilkan jasa yang relative efektif dan efisien. Hal ini terjadi karena jika dibandingkan dengan masyarakat tradisional maka masyarakat modern mempunyai indikator-indikator sebagai berikut: (a) lebih bersifat analitik di mana sebagian besar aspek kehidupan bermasyarakat didasarkan kepada asas efisiensi baik yang bersifat teknis maupun ekonomis, dan (b) lebih bersifat individual daripada komunal terutama ditinjau dari segi pengembangan potensi manusiawi dan masalah survival. 

Indikator pertama memberikan tempat yang penting kepada nilai teori dan nilai ekonomi. Nilai teori ini terutama sekali berkaitan erat dengan aspek penalaran (reasoning) serta ilmu dan teknologi.[1]

Hampir semua negara di dunia pada abad ini, menyusun strategi penguasaan dan pengembangan teknologi tinggi. Walaupun kebijakan seperti itu mengandung pro dan kontra yang terkadang tajam, terutama terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di Indonesia sendiri, dalam GBHN, ditentukan bahwa Ilmu Pengerahuan dan Teknologi selain merupakan asas, factor dominan, juga dinyatakan sebagai sasaran pembangunan. Dengan demikian strategi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari garis politik pembangunan nasional.[2]

Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Manusia dewasa ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi, karena pengaruh teknologi komunikasi dan informasi

Penerapan iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun, harus disadari bahwa di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya bagi lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan social, dan lingkungan budaya.
Lingkungan alam adalah kondisi alam baik yang organik maupun anorganik ( tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, dan udara). Adapun lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di sekitarnya, baik perorangan maupun kelompok (misalnya : keluarga, teman sepermainan, tetangga dan teman sekerja). Kemudian menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia, misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, dan rumah.
Dalam perkembangannya iptek mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi, perhubungan dan arsitektur, industri, dll.
Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya iptek berdampak negatif dan positif. Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Namun dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan
.
Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan:


Sebelum sektor industri memanfaatkan dan menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia yang dibutuhkan. Tetapi setelah memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam kegiatan industri, maka industri lebih banyak menggunakan mesin-mesin canggih daripada tenaga manusia. Maka terjadi PHK besar-besaran, akibatnya banyak pengangguran, dari banyaknya pengangguran akan timbul masalah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan baik barang dan jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi maka banyak orang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya/ melakukan tindak kriminal ( merampok, mencopet,menjambret ,dll)

Maka dari itu kita harus terus memperdalam ilmu pengetahuan kita supaya kita dapat bersain di zaman yang sudah mengkedepankan teknologi sepert sekarang ini. karena dengan memiliki ilmu pengetahuan kita bukan hanya bisa menggunakan teknologi bahkan kita bisa lebih mengembangakan teknologi tersebut menjadi lebih berguna.

sumber:
http://iissuryatini.blogspot.co.id/2013/01/filsafat-ilmu-dan-teknologi.html



PALANG MERAH REMAJA (pemuda dan sosialisasi)


Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut PMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Kebijakan PMI dan federasi tentang pembinaan Remaja bahwa:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
2.     Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3.    Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
4.     Remaja adalah kader relawan.
5.     Remaja calon pemimpin PMI pada masa depan.
Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar, dll.) yang bertujuan membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi Relawan PMI pada masa depan.
Sekarang ini sudah jarang sekali remaja yang dalam dirinya berjiwa sosial yang ingin membantu dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti ikkut andil dalam PMR. Mengapa? Karena kurangnya penanaman nilai nilai moral yang harus nya sudah ditanamkan sejak dini sehingga yang ada dipikiran remaja remaja sekarang hanya untuk bermain, bersenang senang saja tidak ada berfikir untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain
Jadi seharusnya butuh bembenahan pendidikan dan dalam membangun jiwa kemanusiaan dalam diri remaja remaja sekarang agar dalam dirinya tumbuh rasa ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain
Rangkaian kebijaksanaan pokok dalam pembangunan di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda dalam Repelita II mencakup sejumlah kegiatan lanjutan, perluasan dan peningkatan berbagai usaha selama Repelita I. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemecahan keseluruhan masalah yang mendesak secara lebih mendasar. Masalah-masalah di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda antara lain menyangkut perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, keserasian (relevansi) pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, tepat guna dan hasil guna pengelolaan sistim pendidikan, peningkatan dan perluasan pendidikan luar sekolah, pembinaan generasi muda pada umumnya, pembinaan olah raga, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda. Berbagai masalah tersebut berkaitan satu sama lain sehingga keseluruhan kebijaksanaan dalam mengatasinya secara lebih mendasar dengan sendirinya merupakan suatu kebulatan pula.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang digariskan dalam Repelita II telah mengarahkan penyusunan program-program utama untuk mencapai sasaran-sasaran pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui pelaksanaan rencana tahunan. Garis-garis kebijaksanaan terse-but antara lain adalah sebagai berikut: Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar


URBANISASI ( masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan)

Manusia hidup berdampingan dengan manusia lain tentu saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tidak hanya antarmanusia yang saling membutuhkan, namun antardaerah di mana manusia itu tinggal juga saling membutuhkan dan saling mememenuhi keperluan hidup. Masyarakat perkotaan dan pedesaan terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan.

Adanya ketergantungan Masyarakat kota dalam memenuhi kebutahan sehari-harinya, yaitu masyarakat kota membutuhkan bahan pangan yang dikirim dari pedesaan seperti beras, sayar-mayur, buah-buahan, dan daging hasil ternak dari desa, dan masyarakat kota pun masih memerlukan tenaga kerja kasar dari masyarakat desa seperti petukangan untuk membangun rumah dan pekerjaan kasar lainnya yang tidak biasa dikerjakan oleh masyarakat kota.

Masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah dua komunitas yang saling membutuhkan. Di antara keduanya terdapat hubungan yang erat dan bersifat ketergantungan karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Masyarakat kota bergantung pada masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhannya akan bahan – bahan pangan seperti beras, sayur- mayur, daging dan ikan. 
Berikut ini beberapa hubungan ketergantungan antara masyarakat Pedesaan dan masyarkata perkotaan.
  • Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging, dan ikan. Orang desa membutuhkan seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obatobatan pembasmi hama pertanian yang dihasilkan oleh orang kota.
  • Desa juga merupakan sumber tenaga pekerja kasar bagi jenis – jenis pekerjaan tertentu yang dibutuhkan untuk bekerja di kota. Mereka ini biasanya adalah pekerja – pekerja musiman. Pada saat musim tanam, mereka sibuk bekerja di sawah dan selagi menunggu masa panen, mereka mencari pekerjaan lain untuk mencari tambahan penghasilanya bagiamana teknologi yang canggih yang lebih praktis untuk menangani pekerjaan mereka di desa.
  • Masyarakat desa pun memiliki ketergantungan terhadap masyarakat kota yaitu memerlukan pasokan listrik yang para ahlinya dari perkotaan, karena banyak desa yang belum memiliki aliran listrik. Listrik ini juga dibutuhkan masyarakat desa untuk mengetahui Informasi yang ada di kota melalui Televisi yang dibeli dari kota dan barang-barang elektronik lainnya.
  • Masyarakat desa juga memerlukan obat-obatan dan pakaian yang di produksi di kota demi keberlangsungan hidupnya. Dan masyarakat desa juga memerlukan bantuan dari masyarakat kota dimana dalam hal pekerjaan mereka ingin lebih baik lagi yaitu dengan diadakannya sosialisasi ke desa bagiamana teknologi yang canggih yang lebih praktis untuk menangani pekerjaan mereka di desa.

Sekarang ini banyak sekali masyarakat perdesaan yang datang ke kota untuk mencari nafkah karena apa? Karena kurangnya lapangan pekerjaan diperdesaan, itu mengakibatkan berbagai dampak yang buruk untuk daerah yang di datangi
Urbanisasi di kota dapat menimbulkan masalah “over urbanization” dan “urban primacy “. Over urbanization” yaitu kelebihan penduduk sehingga melebihi daya tampung kota. Ini merupakan gejala makin meningkatnya daya tarik kota besar yang menimbulkandysfunctional condition. Hal ini dapat dilihat dengan ketimpangan antar daerah dan semakim beratnya beban pemerintah kota. Sedangkan urban primacy adalah timbulnya dominasi kota besar terhadap kota-kota kecil sehingga tidak berkembang, dominasi tersebut dapat dilihat  dari konsentrasi ekonomi, alokasi sumber daya, pusat pemasaran, pusat pemerintahan dan nilai-nilai sosial politik.
Over urbanization dan urban primacy adalah merupakan masalah yang di rasakan oleh kota dimana akan menimbulkan masalah-masalah yang akan mempengaruhi perkembangan suatu kota, adapun masalah-masalah yang dapat ditimbulkan antara lain :

1.          Pengangguran
2.          Perumahan / Permukiman Kumuh
3.          Transportasi / Lalu Lintas
4.          Degradasi Moral dan Kejahatan
adapun strategi yang tepat untuk menanggulangi persoalan migrasi dan kaitannya dengan kesempatan kerja secara komprehensif, adalah sebagai berikut :

1.      Penciptaan keseimbangan  ekonomi yang memadai antara desa - kota.
          Keseimbangan kesempatan ekonomi yang lebih layak antara desa dan kota merupakan suatu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan  dalam strategi untuk menanggulangi masalah pengangguran di desa-desa maupun di perkotaan, jadi dalam hal ini perlu ada titik berat pembangunan ke sektor perdesaan.

2.      Perluasan industri-industri kecil yang padat karya.
          Komposisi atau paduan output sangat mempengaruhi jangkauan kesempatan kerja karena beberapa produk. Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja bagi tiap unit output dan tiap unit modal dari pada produk atau barang lainnya.

3.      Penghapusan distorsi harga faktor-faktor produksi
          Untuk meningkatkan  kesempatan kerja dan memperbaiki penggunaan sumber daya modal langka yang tersedia maka upaya untuk menghilangkan distorsi harga faktor produksi, terutama melalui penghapusan berbagai subsidi modal dan menghentikan pembakuan tingkat upah diatas harga pasar.

4.      Pemilihan teknologi produksi padat karya yang tepat
          Salah satu faktor utama yang menghambat keberhasilan setiap program penciptaan kesempatan kerja dalam jangka panjang baik pada sektor industri di perkotaan maupun pada sektor pertanian diperdesaan adalah terlalu besarnya kekaguman dan kepercayaan pemerintah dari negara-negara dunia ketiga terhadap mesin-mesin dan aneka peralatan yang canggih (biasanya hemat tenaga kerja) yang diimpor dari negara-negara maju.

5.      Pengubahan keterkaitan langsung antara pendidikan dan kesempatan kerja.
          Munculnya fenomena “pengangguran berpendidikan” dibanyak negara berkembang mengundang berbagai pertanyaan tentang kelayakan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan tinggi secara besar-besaran yang terkadang kelewat berlebihan.

6.      Pengurangan laju pertumbuhan penduduk melalui upaya pengentasan kemiskinan absolut dan perbaikan distribusi pendapatan yang disertai dengan penggalakan program keluarga berencana dan penyediaan  pelayanan kesehatan di daerah perdesaan.
          Selain itu dikena pula pembangunan agropolitan yang dapat mendorong kegiatan sektor pertanian dan sektor komplemennya di wilayah perdesaan. Untuk itu diharapkan adanya kebijaksanaan desentralisasi, sehingga terjadi keseimbangan ekonomi secara spasial antar wilayah perdesaan dengan kawasan perkotaan yang lebih baik dan sekaligus mampu menyumbang pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.